Entahlah...
Ada saatnya dimana aku harus pergi meninggalkanmu. Dengan ada atau tanpa adanya aku tak akan membuat hidupmu menjadi lebih baik atau sebaliknya. Aku hanyalah seorang wanita dengan kapasitas sikap dan sifatku yang seperti ini adanya. Bilamana aku berada dalam kekhilafan, tidak bisa mengontrol sikap sehingga membuatku marah dan kecewa. Namun bukan berarti dengan adanya diriku yang seperti ini kamu tidak pernah membuat aku marah. Wanita dan pria adalah sosok manusia biasa dengan segala ketidaksempurnaannya.
Hmm.., oke! Sekarang aku mengerti mengapa hal ini begitu sering terjadi. Mengapa dengan sesering ini kita bertengkar. Dan jawabannya mungkin akan mengarah pada hubungan kita agar menguatkan cinta kita. Ah, bukan itu! Salah! Mungkin sudah tidak adanya lagi kecocokan antara kita, sehingga banyak menimbulkan problema yang tak dapat kita selesaikan dalam hubungan ini. Sudah tidak bisa menjaga emosional yang ada dalam diri kita masing-masing. Untuk apa aku masih bertahan? "Hmm, aku sayang kamu. Kamu sayang aku." Damn! Soal perasaan bisa dengan sendirinya musnah. Ini bukan lagi tentang proses saling mencintai dan menyayangi dengan tulus dan menjalin kasih dengan baik. Inilah mungkin faktanya kamu dan aku sudah berbeda. Jalan pikiran kita sudah mengarah pada pribadi masing-masing dan sulit untuk di satu padukan kembali menjadi kiasan indah. Tidak ada lagi yang harus aku pertahankan jika sudah begini. Aku sudah tak tahan dengan persoalan yang menimpa, begitupun kamu, bukan begitu? Bukan masalah lemah tidak dapat menghadapi cobaan, tetapi dengan perpisahan adalah jalan yang dapat kita lalui ketika aku dan kamu sudah tidak cocok lagi seperti sebelumnya. Jika memang takdir nantinya menyatukan kita kembali, semua itu pasti akan lebih indah dari ini. Aku percaya bahwa Tuhan telah merencanakan yang terbaik bagi kita. Apapun jalannya sekarang aku harus bisa menjalaninya dengan lapang dada, karena ini adalah hidup yang tak bisa aku hadang. Kali ini aku akan memilih jalan, menghapus segala yang pernah terjadi dan melupakan semuanya. Aku mengambil tindakan ini dalam keadaan sadar. Dan aku sudah yakin bahwa aku akan mengakhiri segalanya dan tidak akan memulai lagi denganmu. Jika itu sampai terjadi, mungkin akan sebulan, dua bulan, tiga bulan, atau tahun berikutnya. Setelah aku dan kamu benar-benar mengerti dan mau berubah dengan sikap dan sifat kita yang sudah dewasa. Aku rela jika harus kehilanganmu daripada kita selalu saling menyakiti satu sama lain. Biarkan ini menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Add me on
Twitter : @Indriani_AYD
Askfm : @indrianifitria
Love and Life
Just an ordinary guy with a big dream of finding a true love!
Jumat, 29 Juli 2016
Sabtu, 12 September 2015
Quality Time
Dear..
Canda, tawa dan senyum bahagia selalu menghiasi rona wajahku setiap bertemu
denganmum, “pria
berjas hitam”. Tak bosan aku menatap kedua bola matamu dengan penuh
kasih sayang dan cinta yang tulus, serta senyum manjamu yang senantiasa tersimpul,
meski harus hadir di wajahku yang pucat saat kepedihan mengusik kebahagiaan
ini. Suka dan duka ini tersaji dalam satu ruang yang sama. Ya, lagi lagi
kebahagiaan ini tercampur dengan rasa pilu dalam lara. Kami, sepasang kekasih
yang sedang di mabuk asmara merencanakan mengisi akhir pekan dengan menginap di
sebuah villa di kawasan Tea Garden Resort – Sari Ater. Kami menginap hanya
semalam, karena disinipun kami mengikuti acara yang sebelumnya telah dibuat
oleh rekan kami.
Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Kami menggunakan sepeda motor untuk sampai
disana, karena tak bisa masul jalan tol, kamipun melewati jalan raya biasa
sambil berpelukan erat dan terlihat sangat mesra yang mungkin membuat iri
siapapun yang melihatnya. Kami berbicara tentang rencana apa yang akan kami
lakukan di tempat berlibur nanti.
Dihari
pertama ini, dipagi yang cerah, hatiku sangat bahagia. Disini, aku dan kamu
mengawali tahun baru bersama untuk menggariskan kenangan indah diantara kita.
Segala protes aku ajukan atas segala keisenganmu, kemarahanmu, dan masih banyak
lagi. Dengan riang kami bercerita dan tentunya dengan canda tawa yang tak
pernah padam.
Langit di malam hari bersolek indah, gemilang bintang hiasi kepekatan malam.
Aku meminta kamu menemaniku untuk mengitari jalanan perkotaan yang berhias
gemerlap lampu warna-warni dan dengan sejuknya malam. Bersamaan dengan itu,
kami menikmati makan malam. Malam menunjukkan pukul 22.00 wib, saatnya untuk
istirahat melepas penat dan lelah. Kubaringkan tubuhku yang berselimut lembut
sambil kupejamkan kedua mata. Tak lama aku terjaga dari tidur singkatku dengan
ditutup dengan ucapan selamat malam darinya.
Ketika
fajar terbit membangunkanku. Ada kamu disampingku, laluku mengarahkan kedua
mataku melihat suasana langit terang dan remang-remang cahaya bumi dibawah
langit biru. Sungguh elok.., dalam hati aku bertakbir memanjatkan rasa syukur
pada Tuhan, atas segala kenikmatan yang dapat aku rasakan hingga saat ini.
---
Pulang..
“Waktumu
sudah habis, waktumu sudah habis...” terdengar suara ledekan darinya. Hmm dia
memang menjengkelkan.
Akhirnya
selama kuranglebih 2 day 1 night menghabiskan waktu bersama, senang, bahagia
campur aduk. Tibalah saatnya harus pulang. Sebenarnya, masih ingin bersama kamu
bermain-main disini apalagi dengan disuguhkan pemandangan yang indah. Rasanya
susah sekali untuk segera beranjak pergi meninggalkan tempat ini.
Selama
perjalanan pulang kami mengalami beberapa kali istirahat, belum lagi dengan
rintik hujan yang secara tiba-tiba mengganggu perjalanan kami. Yesss..! ada
tujuan lain sebelum benar-benar pulang. Rupanya kami bersama rekan lainnya
mampir ke suatu tempat (entah apa namanya aku lupa) berupa air terjun yang
sejuk. Yap! Yippyy! Seneng lagi deh *jingkrak-jingkrak* *loh.. lol.
Sebelum sampai ke titik dimana air terjun itu
bertumpah ruah, kami menyusuri jalanan dengan berjalan kaki kuranglebih 1,5km,
gak begitu jauh. Tapi lumayan juga sih ya capek. Sesampainya disana, dia udah
kegirangan sendiri tuh gak sabar mau main air sama temen-temennya. Tapi kali
ini aku tidak ikut dengannya, hanya menunggu dia duduk dipinggiran saja.
Hffft.. ternyata aku bt! Bt sebete-betenya orang bt! Akrwrd moment! Saat aku
lihat isi chat di handphonenya berupa sebuah obrolan bersama ibu mantan cewenya
dia. Huh deh! Rasanya pengen balik lagi turun ke bawah jauh-jauh dari arena air
terjun lalu meninggalkannya. Tapi gak mungkin. Gue balik sendiri gitu dijalanan
yang licin pake turunan segala, mana gak ada yang megangin lagi marah pula,
nanti yang ada gue jatoh toh toh haha. Tahan aja deh. Dia pun kebingungan
dengan sikap anehku ini yang menurun drastis 180 derajat. Haha jelas. Tadinya
kan happy banget, langsung sedih nih gara-gara beginian. Sepele sih but jealous
maybe. Awkwkk. “kamu kenapa?” Faisal said.
“gak, gpp” nada melas.
Akhirnya aku salah tingkah..
“Ihh itu nyebelin ngapain sih ada foto cewek lain di hp kamu.” Hfft gue terselamatkan, akhirnya ada alasan lain yang bisa bikin dia percaya kalau gue marah sama dia bukan karena hal yang gak gue ceritain jujur ke dia. Lagian yaa ni orang ada aja deh gara-garanya tu foto, foto siapa pula. Heuh. *mukaiblis*
“aku juga gatau itu foto siapa yangg.”
“Ah tau ah masa gatau tapi kok nyimpen? Aneh!”
“yaudah maaf.” Mencoba merajuk
“yaudalah..”
And then, yaudalah bodo amat gak gue pikirin. Ganggu-ganggu kesenangan aja deh jadinya. Akhirnya, ini yang aku bilang diawal story bahwa suka dan duka ini tersaji dalam satu ruang yang sama.
Add me on:
Twitter: @Indriani_AYD
You've question? ask fm: @indrianifitria
Salam sahabat :)
Jumat, 11 September 2015
Rindu, Kamu, dan Jarak
Dear..
Add me on:
Twitter: @Indriani_AYD
You've question? ask fm: @indrianifitria
Salam sahabat :)
Aku berdiri terdiam diatas trotoar ini. Berusaha
mengabaikan suara-suara bising dari keramaian jalanan. Sebenarnya aku takut,
tapi aku mencoba untuk menguatkan hati. Kututup mataku untuk mengingat-ingat
dirimu.
Aku ingat saat itu. Senyummu, tatapan teduhmu, tawa
lepasmu, dan semua tentangmu. Aku ingat, setiap menit yang kita lalui. Kamu
memang begitu berarti bagiku, namun nampaknya takdir belum membiarkan kita
bertemu lagi. Semua tangisan dan tawa itu sudah aku rasakan.
Dengan
hati-hati aku langkahkan kakiku, menyusuri ruas-ruas trotoar ini. Aku teringat
akan hal, hal yang mampu mempertemukan kita kembali. Ketika itu aku sedang
jatuh sakit, dan kamu akan membesukku. Akhirnya kamupun datang dengan membawa
senyum ceria, seakan menorehkan semangat dalam jiwaku. Dengan lembut kamu
berkata, “sakit apa? Istirahat ya, semoga cepat sembuh.” Mungkin itu kata-kata
biasa, namun begitu berarti untukku.
Ucapnya dengan sedikit menenangkanku.
Aku
begitu mengingatmu, terlalu banyak memori tentangmu, tentang kita berdua. Dan
aku masih sangat mengingatnya, tiap hal-hal kecil yang masih terekam jelas
dalam benakku. Langkah kakiku terhenti, ketika berada di depan sofa yang biasa
kita duduki. Aku melihat sekeliling dan tak ku sangka aku akan mengingatnya.
Memori itu, dimana saat semuanya berawal. Saat itu kamu tiba-tiba mengajakku
bertemu. Duduk ditempat ini dan kamu menatapku seolah putri sambil berkata satu
hal yang mengubah segalanya.
Aku begitu bahagia. Aku, kamu, kita. Lucu ketika mengingat
semuanya terjadi secara tidak sengaja. Sesuatu yang awalnya biasa menjadi
begitu luar biasa. Satu bulan, dua bulan, tiga bulan, empat bulan, dan... aku
begitu sangat merasakan bahwa aku benar menyayangimu dengan segala ketulusan
hatiku. Semuanya berjalan indah. Dan tak pernah terpikir sebelumnya bahwa kita
akan seperti ini dapat kembali bersama setelah sekian lama terpisah dan
berkelena dengan yang lain, tak pernah terpikir cinta kita akan sekuat ini.
Aku tahu semuanya akan indah pada waktunya. Hingga
aku dan kamu bisa berjumpa lagi. Bertemu ditempat yang selalu menjadi tempat
kita berdua. Dengan keteguhan hati dan keyakinanku. Aku tutup lagi semua memori
itu, dan bergegas pergi dari tempat ramai yang dilalui banyak orang.
Twitter: @Indriani_AYD
You've question? ask fm: @indrianifitria
Salam sahabat :)
What Should I Do ?
Dear..
Cinta, selalu saja menyisakan sekeping kesedihan
yang tak terduga. Walaupun aku selalu saja berusaha untuk menghindarinya, namun
takdir selalu saja mengalahkan segala usaha terbesarku untuk menghindari
seklumit kesedihan yang seringkali hadir tanpa tanda-tanda.
Seperti kali ini. Beribu cara kutempuh untuk
senantiasa meyakinkan hatiku bahwa tidak terjadi apa-apa dengan dirimu dan atas
segala cinta dan kasih sayang yang kumiliki, yang aku berikan hanya untukmu.
Namun, mengapa kamu selalu saja seperti itu? Mengapa disaatku salah atau hilang
arah, kau tak sepenuhnya tegur diriku atau kau malah mempertanyakan
kesungguhanku, yang sebenarnya kau tahu itu tak perlu. Karena kamu juga dapat
merasakannya betapa aku menyayangimu, walau bagaimanapun dengan masalah yang menerpa.
First,
kita masih seiring sejalan, tertawa bersama, menciptakan berbagai kenangan
bahagia yang mampu mengusir berbagai kesedihan yang ada dihati kita dalam
sekejap. Kali ini aku mencoba memproyeksikan segala ingatan indah itu dalam
tempurung kepalaku, namun hanyalah kesedihan. Walaupun sebentuk awalan itu
adalah awalan yang penuh senyum dan tawa. Tetapi kesedihan itu kali ini selalu
menelusup dan menghantam telak pertahanan hatiku. Begitupun malam ini,
kesedihan itu kembali hadir dan dengan suksesnya membuatku kembali menangis.
Entah mengapa malam-malam yang kulalui dengan jarak jauh sekarang terasa hampa.
Sepipun senantiasa mendera tanpa ampun, saat aku menyadari bahwa kehadiranmu
tak lagi sama. Mengapa kamu berubah? Mengapa dengan sesering ini kamu marah
padaku? Mengapa? “hmm..mungkin aku. Ya,
ini ulahku!.”
Sadarkah kau, bahwa aku sangat membutuhkanmu, cause
I love you, and I wish you were here now. Tapi mengapa begini? Mengapa emosimu
sangat mampu tergoyah? Dan sekarang, jangankan untuk meredamnya, menjelaskanpun
butuh waktu yang lama dan tak mudah. Aku kesal dengan keadaan ini.
Kamu! Berubah! Seperti mawar yang
berubah warna menjadi hitam pekat, kamu tak lagi terlihat indah seperti dulu.
Kamu memang akan tetap menjadi bunga cintaku, namun harumnya tak mewangi lagi.
Jika saja aku bisa mengembalikan ke keadaan lalu, masa pertama kita, jujur
kukatakan ku merasa sangat bahagia ketika itu.
Disetiap jernihnya pikiranku, hanya terbias segala
awalan tentang aku dan kamu. Disetiap saat jalan yang kita lewati, selalu saja
hadir sosokmu yang terang. Masih ingatkah kamu saat malam tiba dan aku selalu
saja menanti kehadiranmu tanpa pernah merasa jemu. Disaat itu selalu saja
senyum dan sapamu menjadi suatu kekuatan baru bagiku. Karena kamu, penyemangat
hidupku setelah kedua orangtuaku. Namun, mengapa sekarang kamu berubah? Setiap
kali aku tanyakan pada hatiku, siapa yang terpenting bagiku saat ini? Di dalam
jawabku selalu hanya kamu, tiada yang lain. Seperti yang kau tahu, aku begitu
memujamu. Tapi dimanakah kamu? Kemana? Kucari sosokmu yang terbiaskan awan
senja. Namun yang kutemui selalu saja hening. Ketiadaan, kepekatan tak
terbatas.
Dirimu? Setiap kali aku mencoba bertanya, kamu
selalu menjawab singkat, bagai menegaskan bahwa tidak ada apa-apa, padahal jelas
tersirat bahwa ada suatu hal. Setiap aku jelaskan, kamu justru semakin menjauh
dari pertanyaan dan segala macam penjelasan dariku. Yang kulihat, betapa
hari-hari indah yang dulu kita lewatkanpun sudah seperti tak berarti bagimu.
Aku tak paham dengan dirimu yang seperti
ini. Mengapa kau seperti pergi menjauh dari persoalan? Mengapa tak kau katakan
saja bahwa saat ini kau sedang jenuh padaku? Aku kecewa, kamu kecewa? Kau diam
tanpa alasan yang sepertinya tak ingin aku ketahui. Kamu menjengkelkan, tapi perasaan
ini kurasa tak berkurang.
Apakah kamu tahu, begitu berharganya kamu untukku?
Begitu takutnya aku kehilanganmu? Begitu cemasnya diriku padamu? Namun saat
ini, sepertinya aku harus mengalah dengan keadaan. Kamu seperti tak ku kenali.
Asing! Kamu, berubah! What should I do?
Add me on :
Twitter : Indriani_AYD
You've question? in here ask fm: @indrianifitria
Salam sahabat :)
Add me on :
Twitter : Indriani_AYD
You've question? in here ask fm: @indrianifitria
Salam sahabat :)
Senin, 07 September 2015
Long Distance Relationship
Dear...
Senja
ini adalah saat-saat yang sibuk bagi mahasiswa baru sepertiku. Ditempat ini aku
meninginjakkan kaki, berharap suasana yang baru ini menyenangkan dan tentunya
bisa memberi ketenangan. Rumah baru, teman baru, lingkungan baru, serta
kehidupan baru yang dengan selangkah lagi aku memulainya sendiri. Hmm so, mau
tidak mau.
Tidak
terasa sudah larut malam, bulan mulai bergegas kembali ke dalam pelukan terang
yang tersisa hanya kelam tanpa bintang. Malampun mulai membelaiku serta
menyelimutiku dengan dinginnya yang menusuk kalbu. Aku mulai menarik selimut,
menyembunyikan wajah anggunku dibalik bantal yang kusam dan mulai merajut mimpi
demi mimpi yang manis. Ada rindu yang terbakar sempurna, tersiram jutaan liter
bensin tanpa neraca. Rindu yang ingin segera berlari pada tuannya. Mendekap
hangat dan menagih janji belaian mesra. Rindu ini terus berkobar, menciptakan
raut mendung pada wajah yang tak seharusnya. Wahai tuan pemilik jutaan partikel
rindu, tidakkah kau tahu bahwa rindu ini adalah tak kuasa untuk terus berdiam
sempurna menanti sebuah uluran tangan?
Ini
adalah kisah pertamaku dimana aku dan kamu harus merasakan satu dalam dua
wilayah yang berbeda, dengan mempertaruhkan telepati yang selalu kita anggap
kuat. Long distance relationship, ya kita tahu akan betapa indahnya rasa
situasi yang kita rasakan. Bukan keindahan, melainkan kesengsaraan. Semua tetap
berjalan dengan seiring waktu. Keadaan tetap sama seperti keadaan sebelum kita
long distance relationship, tetap dalam keharmonisan hubungan baru. Sebelum
kita terpisah, banyak ucap dikata yang kita lontarkan, salah satunya, yaitu “Dengan harus selalu menjaga kesetiaan,
komitmen dengan apa yang dijanjikan. Semoga dengan ini pula kita selalu bisa
dewasa dan bertambah dewasa lagi dalam menghapdapi setiap persoalan dan tetap
menjadi satu sampai kapanpun.”
Dua bulan kita menghadapi long distance relationship
adalah suatu hal yang biasa, dan kita masih tetap menjadi pasangan yang
romantis dan harmonis, tetapi masuk bulan ketiga, entah karena komunikasi atau
telepati yang rusak, kita merasa semakin jauh, aku bingung akan hal-hal yang
dibuat olehmu, keadaan mulai tak sama. Kamu selalu sibuk dengan kegiatanmu dan
selalu melupakan perhatianku, ataupun sebaliknya. Hehe. Aku yang setiap hari
memperhatikan kamu dan respon flatpun selalu dibuat. Aku semakin bingung akan
apa yang harus aku lakukan. Suatu malam kita saling berhubungan melalui
Blackberry messanger, panjang komunikasi, dan akupun mulai salah, karena
diantara komunikasi kita terhenti sesaat tanpa sebelumnya memberitahu terlebih
dahulu mau ini itu. Aku akui ketika itu aku memang salah, lalu akupun segera
meminta maaf kepadamu, namun tiada hasil, akhirnya memicu keributan. Aku
meminta maaf lagi dan kamu hanya mengatakan “Ya.”
Kejadian itu terulang di hari esok, lalu kamupun kembali marah. Kali ini
mungkin sudah membludak tak tertahan lagi, tak lama kemudian ada pesan singkat
darimu yang mengatakan, “kita
masing-masing aja, perbaiki kesalahan kita, aku mau kita berjauhan supaya mikir.”
Aku mulai melemas dan menghelus dada, karena ada pesan singkatmu padaku yang
membuat aku tidak percaya akan kalimat pesan singkat itu. “Maaf mungkin ini jalan yang terbaik untuk kita, kita sekarang fokus
sama cita-cita kita sendiri, maaf ya.” Akupun dengan bingung dan kecewa
langsung mengiyakan tetapi sempat bertanya maksud dari itu semua, bahkan sempat
meragu.
Aku mulai membuka mata dan tersenyum walau rasanya
sangat berat, tapi aku rela. Namun aku percaya bahwa kita akan tetap menyatu
dalam keadaan apapun, entah itu karena jarak atau hubungan yang sudah diambang
perpisahan.
Akhirnya
memang benar, perpisahan itu hanya sejenak, kekuatan cinta kita
membuktikiannya, kami kembali bersama lagi, ya tentunya dengan jarak yang
menjadi penghalang kita. Walaupun begitu, hanya dengan melihat foto atau
videocall denganmu hati merasa senang. LDRnya kita bukan karena belum pernah
bertemu, kita pasangan yang sudah jalan bareng-bareng lalu salah satu pihak
pindah atau ada keperluan khusus untuk pergi ke tempat yang lebih jauh, untuk
pekerjaan atau kuliah. Rasa takut kehilangan yang membuat aku dan kamu sering
mengalami cemburu yang berlebih. Sebetulnya, “semakin kuat suatu hubungan, semakin berat pula ujian yang datang.”
Sekarang ku lihat kau semakin mencari kesalahanku. Apa kamu bosan? Maaf, karena
sejauh ini aku masih kurang sempurna menjagamu. Sejauh ini aku akan tetap
berusaha menjagamu, menjadi yang kamu butuhkan dan terus belajar menjadi yang
terbaik untukmu.
Perasaanku terhadapmu tak pernah berubah meski kamu
berada di kejauhan. Hanya do’a yang bisa melindungi orang tersayang di kejauhan
sana. Ya, setulus ini.
Add me on :
Twitter : Indriani_AYD
You've question? in here ask fm: @indrianifitria
Salam sahabat :)
Add me on :
Twitter : Indriani_AYD
You've question? in here ask fm: @indrianifitria
Salam sahabat :)
Langganan:
Postingan (Atom)