Senin, 07 September 2015

Long Distance Relationship



Dear...



            Senja ini adalah saat-saat yang sibuk bagi mahasiswa baru sepertiku. Ditempat ini aku meninginjakkan kaki, berharap suasana yang baru ini menyenangkan dan tentunya bisa memberi ketenangan. Rumah baru, teman baru, lingkungan baru, serta kehidupan baru yang dengan selangkah lagi aku memulainya sendiri. Hmm so, mau tidak mau.

            Tidak terasa sudah larut malam, bulan mulai bergegas kembali ke dalam pelukan terang yang tersisa hanya kelam tanpa bintang. Malampun mulai membelaiku serta menyelimutiku dengan dinginnya yang menusuk kalbu. Aku mulai menarik selimut, menyembunyikan wajah anggunku dibalik bantal yang kusam dan mulai merajut mimpi demi mimpi yang manis. Ada rindu yang terbakar sempurna, tersiram jutaan liter bensin tanpa neraca. Rindu yang ingin segera berlari pada tuannya. Mendekap hangat dan menagih janji belaian mesra. Rindu ini terus berkobar, menciptakan raut mendung pada wajah yang tak seharusnya. Wahai tuan pemilik jutaan partikel rindu, tidakkah kau tahu bahwa rindu ini adalah tak kuasa untuk terus berdiam sempurna menanti sebuah uluran tangan?

            Ini adalah kisah pertamaku dimana aku dan kamu harus merasakan satu dalam dua wilayah yang berbeda, dengan mempertaruhkan telepati yang selalu kita anggap kuat. Long distance relationship, ya kita tahu akan betapa indahnya rasa situasi yang kita rasakan. Bukan keindahan, melainkan kesengsaraan. Semua tetap berjalan dengan seiring waktu. Keadaan tetap sama seperti keadaan sebelum kita long distance relationship, tetap dalam keharmonisan hubungan baru. Sebelum kita terpisah, banyak ucap dikata yang kita lontarkan, salah satunya, yaitu “Dengan harus selalu menjaga kesetiaan, komitmen dengan apa yang dijanjikan. Semoga dengan ini pula kita selalu bisa dewasa dan bertambah dewasa lagi dalam menghapdapi setiap persoalan dan tetap menjadi satu sampai kapanpun.”

Dua bulan kita menghadapi long distance relationship adalah suatu hal yang biasa, dan kita masih tetap menjadi pasangan yang romantis dan harmonis, tetapi masuk bulan ketiga, entah karena komunikasi atau telepati yang rusak, kita merasa semakin jauh, aku bingung akan hal-hal yang dibuat olehmu, keadaan mulai tak sama. Kamu selalu sibuk dengan kegiatanmu dan selalu melupakan perhatianku, ataupun sebaliknya. Hehe. Aku yang setiap hari memperhatikan kamu dan respon flatpun selalu dibuat. Aku semakin bingung akan apa yang harus aku lakukan. Suatu malam kita saling berhubungan melalui Blackberry messanger, panjang komunikasi, dan akupun mulai salah, karena diantara komunikasi kita terhenti sesaat tanpa sebelumnya memberitahu terlebih dahulu mau ini itu. Aku akui ketika itu aku memang salah, lalu akupun segera meminta maaf kepadamu, namun tiada hasil, akhirnya memicu keributan. Aku meminta maaf lagi dan kamu hanya mengatakan “Ya.” Kejadian itu terulang di hari esok, lalu kamupun kembali marah. Kali ini mungkin sudah membludak tak tertahan lagi, tak lama kemudian ada pesan singkat darimu yang mengatakan, “kita masing-masing aja, perbaiki kesalahan kita, aku mau kita berjauhan supaya mikir.” Aku mulai melemas dan menghelus dada, karena ada pesan singkatmu padaku yang membuat aku tidak percaya akan kalimat pesan singkat itu. “Maaf mungkin ini jalan yang terbaik untuk kita, kita sekarang fokus sama cita-cita kita sendiri, maaf ya.” Akupun dengan bingung dan kecewa langsung mengiyakan tetapi sempat bertanya maksud dari itu semua, bahkan sempat meragu.

Aku mulai membuka mata dan tersenyum walau rasanya sangat berat, tapi aku rela. Namun aku percaya bahwa kita akan tetap menyatu dalam keadaan apapun, entah itu karena jarak atau hubungan yang sudah diambang perpisahan.

            Akhirnya memang benar, perpisahan itu hanya sejenak, kekuatan cinta kita membuktikiannya, kami kembali bersama lagi, ya tentunya dengan jarak yang menjadi penghalang kita. Walaupun begitu, hanya dengan melihat foto atau videocall denganmu hati merasa senang. LDRnya kita bukan karena belum pernah bertemu, kita pasangan yang sudah jalan bareng-bareng lalu salah satu pihak pindah atau ada keperluan khusus untuk pergi ke tempat yang lebih jauh, untuk pekerjaan atau kuliah. Rasa takut kehilangan yang membuat aku dan kamu sering mengalami cemburu yang berlebih. Sebetulnya, “semakin kuat suatu hubungan, semakin berat pula ujian yang datang.” Sekarang ku lihat kau semakin mencari kesalahanku. Apa kamu bosan? Maaf, karena sejauh ini aku masih kurang sempurna menjagamu. Sejauh ini aku akan tetap berusaha menjagamu, menjadi yang kamu butuhkan dan terus belajar menjadi yang terbaik untukmu.

Perasaanku terhadapmu tak pernah berubah meski kamu berada di kejauhan. Hanya do’a yang bisa melindungi orang tersayang di kejauhan sana. Ya, setulus ini.


Add me on :
Twitter : Indriani_AYD
You've question? in here ask fm: @indrianifitria

Salam sahabat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar