Jumat, 11 September 2015

What Should I Do ?

Dear..




             Cinta, selalu saja menyisakan sekeping kesedihan yang tak terduga. Walaupun aku selalu saja berusaha untuk menghindarinya, namun takdir selalu saja mengalahkan segala usaha terbesarku untuk menghindari seklumit kesedihan yang seringkali hadir tanpa tanda-tanda.
Seperti kali ini. Beribu cara kutempuh untuk senantiasa meyakinkan hatiku bahwa tidak terjadi apa-apa dengan dirimu dan atas segala cinta dan kasih sayang yang kumiliki, yang aku berikan hanya untukmu. Namun, mengapa kamu selalu saja seperti itu? Mengapa disaatku salah atau hilang arah, kau tak sepenuhnya tegur diriku atau kau malah mempertanyakan kesungguhanku, yang sebenarnya kau tahu itu tak perlu. Karena kamu juga dapat merasakannya betapa aku menyayangimu, walau bagaimanapun dengan masalah yang menerpa.
            First, kita masih seiring sejalan, tertawa bersama, menciptakan berbagai kenangan bahagia yang mampu mengusir berbagai kesedihan yang ada dihati kita dalam sekejap. Kali ini aku mencoba memproyeksikan segala ingatan indah itu dalam tempurung kepalaku, namun hanyalah kesedihan. Walaupun sebentuk awalan itu adalah awalan yang penuh senyum dan tawa. Tetapi kesedihan itu kali ini selalu menelusup dan menghantam telak pertahanan hatiku. Begitupun malam ini, kesedihan itu kembali hadir dan dengan suksesnya membuatku kembali menangis. Entah mengapa malam-malam yang kulalui dengan jarak jauh sekarang terasa hampa. Sepipun senantiasa mendera tanpa ampun, saat aku menyadari bahwa kehadiranmu tak lagi sama. Mengapa kamu berubah? Mengapa dengan sesering ini kamu marah padaku? Mengapa? “hmm..mungkin aku. Ya, ini ulahku!.”
Sadarkah kau, bahwa aku sangat membutuhkanmu, cause I love you, and I wish you were here now. Tapi mengapa begini? Mengapa emosimu sangat mampu tergoyah? Dan sekarang, jangankan untuk meredamnya, menjelaskanpun butuh waktu yang lama dan tak mudah. Aku kesal dengan keadaan ini.
Kamu! Berubah! Seperti mawar yang berubah warna menjadi hitam pekat, kamu tak lagi terlihat indah seperti dulu. Kamu memang akan tetap menjadi bunga cintaku, namun harumnya tak mewangi lagi. Jika saja aku bisa mengembalikan ke keadaan lalu, masa pertama kita, jujur kukatakan ku merasa sangat bahagia ketika itu.
Disetiap jernihnya pikiranku, hanya terbias segala awalan tentang aku dan kamu. Disetiap saat jalan yang kita lewati, selalu saja hadir sosokmu yang terang. Masih ingatkah kamu saat malam tiba dan aku selalu saja menanti kehadiranmu tanpa pernah merasa jemu. Disaat itu selalu saja senyum dan sapamu menjadi suatu kekuatan baru bagiku. Karena kamu, penyemangat hidupku setelah kedua orangtuaku. Namun, mengapa sekarang kamu berubah? Setiap kali aku tanyakan pada hatiku, siapa yang terpenting bagiku saat ini? Di dalam jawabku selalu hanya kamu, tiada yang lain. Seperti yang kau tahu, aku begitu memujamu. Tapi dimanakah kamu? Kemana? Kucari sosokmu yang terbiaskan awan senja. Namun yang kutemui selalu saja hening. Ketiadaan, kepekatan tak terbatas.
Dirimu? Setiap kali aku mencoba bertanya, kamu selalu menjawab singkat, bagai menegaskan bahwa tidak ada apa-apa, padahal jelas tersirat bahwa ada suatu hal. Setiap aku jelaskan, kamu justru semakin menjauh dari pertanyaan dan segala macam penjelasan dariku. Yang kulihat, betapa hari-hari indah yang dulu kita lewatkanpun sudah seperti tak berarti bagimu.
Aku tak paham dengan dirimu yang seperti ini. Mengapa kau seperti pergi menjauh dari persoalan? Mengapa tak kau katakan saja bahwa saat ini kau sedang jenuh padaku? Aku kecewa, kamu kecewa? Kau diam tanpa alasan yang sepertinya tak ingin aku ketahui. Kamu menjengkelkan, tapi perasaan ini kurasa tak berkurang.
Apakah kamu tahu, begitu berharganya kamu untukku? Begitu takutnya aku kehilanganmu? Begitu cemasnya diriku padamu? Namun saat ini, sepertinya aku harus mengalah dengan keadaan. Kamu seperti tak ku kenali. Asing! Kamu, berubah! What should I do?

Add me on :
Twitter : Indriani_AYD
You've question? in here ask fm: @indrianifitria

Salam sahabat :)

2 komentar: