Cinta, selalu saja menyisakan sekeping kesedihan
yang tak terduga. Walaupun aku selalu saja berusaha untuk menghindarinya, namun
takdir selalu saja mengalahkan segala usaha terbesarku untuk menghindari
seklumit kesedihan yang seringkali hadir tanpa tanda-tanda.
Seperti kali ini. Beribu cara kutempuh untuk
senantiasa meyakinkan hatiku bahwa tidak terjadi apa-apa dengan dirimu dan atas
segala cinta dan kasih sayang yang kumiliki, yang aku berikan hanya untukmu.
Namun, mengapa kamu selalu saja seperti itu? Mengapa disaatku salah atau hilang
arah, kau tak sepenuhnya tegur diriku atau kau malah mempertanyakan
kesungguhanku, yang sebenarnya kau tahu itu tak perlu. Karena kamu juga dapat
merasakannya betapa aku menyayangimu, walau bagaimanapun dengan masalah yang menerpa.
First,
kita masih seiring sejalan, tertawa bersama, menciptakan berbagai kenangan
bahagia yang mampu mengusir berbagai kesedihan yang ada dihati kita dalam
sekejap. Kali ini aku mencoba memproyeksikan segala ingatan indah itu dalam
tempurung kepalaku, namun hanyalah kesedihan. Walaupun sebentuk awalan itu
adalah awalan yang penuh senyum dan tawa. Tetapi kesedihan itu kali ini selalu
menelusup dan menghantam telak pertahanan hatiku. Begitupun malam ini,
kesedihan itu kembali hadir dan dengan suksesnya membuatku kembali menangis.
Entah mengapa malam-malam yang kulalui dengan jarak jauh sekarang terasa hampa.
Sepipun senantiasa mendera tanpa ampun, saat aku menyadari bahwa kehadiranmu
tak lagi sama. Mengapa kamu berubah? Mengapa dengan sesering ini kamu marah
padaku? Mengapa? “hmm..mungkin aku. Ya,
ini ulahku!.”
Sadarkah kau, bahwa aku sangat membutuhkanmu, cause
I love you, and I wish you were here now. Tapi mengapa begini? Mengapa emosimu
sangat mampu tergoyah? Dan sekarang, jangankan untuk meredamnya, menjelaskanpun
butuh waktu yang lama dan tak mudah. Aku kesal dengan keadaan ini.
Kamu! Berubah! Seperti mawar yang
berubah warna menjadi hitam pekat, kamu tak lagi terlihat indah seperti dulu.
Kamu memang akan tetap menjadi bunga cintaku, namun harumnya tak mewangi lagi.
Jika saja aku bisa mengembalikan ke keadaan lalu, masa pertama kita, jujur
kukatakan ku merasa sangat bahagia ketika itu.
Disetiap jernihnya pikiranku, hanya terbias segala
awalan tentang aku dan kamu. Disetiap saat jalan yang kita lewati, selalu saja
hadir sosokmu yang terang. Masih ingatkah kamu saat malam tiba dan aku selalu
saja menanti kehadiranmu tanpa pernah merasa jemu. Disaat itu selalu saja
senyum dan sapamu menjadi suatu kekuatan baru bagiku. Karena kamu, penyemangat
hidupku setelah kedua orangtuaku. Namun, mengapa sekarang kamu berubah? Setiap
kali aku tanyakan pada hatiku, siapa yang terpenting bagiku saat ini? Di dalam
jawabku selalu hanya kamu, tiada yang lain. Seperti yang kau tahu, aku begitu
memujamu. Tapi dimanakah kamu? Kemana? Kucari sosokmu yang terbiaskan awan
senja. Namun yang kutemui selalu saja hening. Ketiadaan, kepekatan tak
terbatas.
Dirimu? Setiap kali aku mencoba bertanya, kamu
selalu menjawab singkat, bagai menegaskan bahwa tidak ada apa-apa, padahal jelas
tersirat bahwa ada suatu hal. Setiap aku jelaskan, kamu justru semakin menjauh
dari pertanyaan dan segala macam penjelasan dariku. Yang kulihat, betapa
hari-hari indah yang dulu kita lewatkanpun sudah seperti tak berarti bagimu.
Aku tak paham dengan dirimu yang seperti
ini. Mengapa kau seperti pergi menjauh dari persoalan? Mengapa tak kau katakan
saja bahwa saat ini kau sedang jenuh padaku? Aku kecewa, kamu kecewa? Kau diam
tanpa alasan yang sepertinya tak ingin aku ketahui. Kamu menjengkelkan, tapi perasaan
ini kurasa tak berkurang.
Apakah kamu tahu, begitu berharganya kamu untukku?
Begitu takutnya aku kehilanganmu? Begitu cemasnya diriku padamu? Namun saat
ini, sepertinya aku harus mengalah dengan keadaan. Kamu seperti tak ku kenali.
Asing! Kamu, berubah! What should I do?
Add me on :
Twitter : Indriani_AYD
You've question? in here ask fm: @indrianifitria
Salam sahabat :)
Add me on :
Twitter : Indriani_AYD
You've question? in here ask fm: @indrianifitria
Salam sahabat :)
👄💞
BalasHapuswhat's wrong with you?
BalasHapus